Is It a Love? © taemixing
Genre : Romance, Friendship, Unpredictable
Cast : NU’EST
Main Cast
: JR , Minhyun
Length : Chapter
Perayaan
hari ulang tahun namja bernama Kim Jonghyun membuat suasana One Stop Night Club
terlihat lebih ramai dari malam malam sebelumnya. JR, begitulah nama
panggilannya. Ia adalah seorang leader dari Boyband Rookie Korea yang sedang
naik daun, NU'EST. Bukan suatu hal yang mengherankan jika tamu tamu yang
berdatangan juga cukup banyak dan dari berbagai kalangan, mulai dari para
petinggi Pledis dan Fantiago, member boyband maupun girlband dari luar agency,
member After School, Hello Venus, Son Dambi, Kahi, dan SEVENTEEN, boyband yang
di rumorkan akan melakukan debut dipertengahan tahun ini juga menghadiri acara
ulang tahun JR. Tidak ketinggalan pula para wartawan yang selalu siap siaga
mendapatkan berita yang akan terjadi selama acara ulang tahun JR berlangsung.
Menurut JR
merayakan hari ulang tahun semeriah ini bersama teman teman yang tidak terlalu
dekat dengan dirinya bukanlah hal yang menyenangkan. Walapun JR adalah orang
yang sociable, ia akan
merasakan terkesan dan senang jika merayakan hari ulang tahunnya bersama teman
- teman dekat dan seluruh keluarganya.
JR sedang
duduk di sudut ruangan bersama seluruh member After School, bahkan ia hanya
sesekali menanggapi lelucon para nunanya, dengan senyum ciri khas JR yang lebar
dan suara tawa yang renyah. Tapi tidak ada satupun orang yang tahu, senyum yang
sedari tadi dilakukan JR adalah sebuah fake smile semata. Ia berusaha menutupi
rasa gelisah yang menyerang dirinya. Untungnya sinar lampu klub yang remang,
cukup membantu JR menutupi perasaannya itu. Mata JR tidak bisa berhenti
memandangi pintu masuk klub, dan berharap sosok yang ditunggunya sedaritadi
cepat datang.
"JONGHYUN-IE
HYUNG!" teriak seorang namja sambil melambaikan tangannya ke arah tempat JR
duduk.
"Ah,
Ne! I'm here, Ren", "Permisi nuna, aku mau keluar sebentar" JR
bangun dari kursi dan menghampiri Ren
"Igeo,
kado untukmu dariku. Saengil chukhae hamnida hyung" Ren memberikan kotak
hitam dengan aksen silver dan pink, menambah kesan elegan kado itu. "Gomawo,
Ren", JR membolak balikan bungkusan tersebut "Lemme guess it. Is it a
watch? kkk"
"Hmm.
Exactly not. aah.. How can you know that?" Ren terlihat frustasi,
digaruknya tengkuk belakangnya yang padahal –sama sekali tidak gatal- Sial tebakan JR hyung memang selalu benar,
rutuk Ren dalam hati.
"Seriously?
Ahh, padahal hyung ngasal lho~" JR tertawa terbahak bahak melihat ekspresi
Ren yang berubah menjadi kesal saat tebakan JR benar. Benar benar mengasyikan
menggodai si magnae ini.
"Molla,
kau bisa membukanya nanti” Ren memutar bola matanya, dan memcibirkan bibir kissable-nya, “Hyung, kau...
curang"
"Haha,
jangan dimasukan kehati. Terimakasih sekali lagi untuk kadonya. Oiya, mana
member yang lainnya?"
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
“Come on Minhyun, masa
kau tidak mau datang ke acara ulang tahun JR?” Aron membujuk Minhyun yang masih
saja asyik mendengarkan musik melalui headphonenya sambil bersenandung kecil.
Matanya terpejam dan tangannya bergerak seperti sedang menabuh sebuah drum.
Ingin rasanya Aron melempar sebuah bantal ke arah Hwang Minhyun yang besar
kepala itu. Tiba-tiba ponsel milik Aron berdering, tertera nama “Baekho” pada
layar ponselnya.
“Yeoboseyyo? Hyung, apakah kau sudah membujuk
Minhyun?” tanya Baekho diseberang sana
“Tentu saja. Tapi Minhyun tetap tidak mau.
Kumohon bantu aku, Baekho” Aron menjawab Baekho sambil melirik kearah Minhyun
yang masih asyik dengan dunianya. Sungguh
keterlaluan.
“Haissh, Jamkaman hyung. Aku akan segera
turun dari mobil”
Tut.. Tut.. Tut..
“YEOBOSEYYO! BABEUN MEOGEONNI!” Minhyun
menyanyikan part lagu Hello dengan suara yang keras dan sukses membuat Aron
kaget. Aronpun menjadi sangat geram dengan tingkah Minhyun. Dilepasnya
headphone dari kepala Minhyun dan berkata
“YAAA! MINHYUN-SSI!!!”
Kepala Minhyun mengadah kearah Aron,
ditatapnya mata Aron yang benar-benar terlihat marah. Apalagi matanya, bukan,
bukan matanya, tetapi lihatlah alis mata Aron yang terlihat seperti mata elang
itu! Hanya melihatnya sekilas saja pasti sudah bisa menyimpulkan bahwa Aron benar
benar marah kepada Minhyun.
“Aku lelah, hyung” Minhyun mengalihkan
pandangannya dari wajah Aron
“Lelah? Sudah dua hari kita tidak melakukan
latihan ataupun perform. Dua hari itu
pula kita habiskan waktu bersama di dalam dorm, dan kitapun tidak keluar dorm.
Jadi, katakan padaku kegiatan macam apa yang membuatmu lelah?!” Aron membentak Minhyun
karena puncak kesabarannya sudah habis, terlebih saat ia mendengar alasan Minhyun
yang tidak ingin pergi ke acara ulang tahun JR adalah karena Minhyun merasa lelah.
Suasana dorm menjadi sunyi untuk beberapa
sesaat. Aron merasa bersalah karena ia baru saja membentak salah satu dongsaeng
kesayangannya. Apa yang baru saja ku
lakukan? Aku membentak Minhyun. Aron merasa gelisah, ia merasa takut salah.
Tidak, tindakanku barusan adalah benar.
Benar untuk menyadarkan Minhyun. Bagian lain dari hatinya membela
tindakannya. Sementara itu, Minhyunpun juga merasa gelisah. Ia merasa perlu
untuk berbicara, tetapi disisi lain dia merasa enggan untuk berbicara. Ciri-ciri
orang yang tertutup.
“Mungkin bukan fisikku yang lelah, hyung”
akhirnya Minhyun membuka suaranya lagi. Walaupun hanya beberapa kata saja,
pernyataan Minhyun terdengar sangat lirih. Inilah yang Minhyun rasakan
sekarang. Ada suatu bagian di dalam dirinya yang terasa lelah, tapi entah
dimana bagian itu. Tempat yang selalu mengusik dirinya beberapa hari ini.
Aron termanggu sesaat mendengar pernyataan Minhyun,
“Mak...sudmu apa Hyun? Apa hatimu Sakit?” Ia bertanya dengan hati hati, takut
ekspektasi terhadap perasaan milik Minhyun selama ini benar. “Tidak tau hyung,
dan parahnya rasa ini tidak dapat aku sembunyikan sekarang. Di hari ulang tahun
Jonghyun hyung”
Kriettt...
“Minhyun, ayolah! Kita sudah hampir telat”
terdengar suara Baekho begitu pintu dorm terbuka. Minhyun dan Aron melihat ke
arah Baekho secara bersamaan. Di belakang badan Baekho terlihat ada seorang
yeoja yang berambut panjang. Melihat yeoja itu membuat Minhyun berdiri dari
tempat duduknya, dan beranjak pergi ke kamar tidurnya.
“Sirheo. Maafkan aku, hyungdeul. Aku
benar benar tidak bisa menghadiri acara itu” BLAM! Minhyun menutup pintu
kamarnya dengan keras. Aron mencoba mengartikan raut muka yang tadi terpancar
dari wajah Minhyun setelah melihat wajah yeoja itu, Nam Bora. Aron sepertinya
juga sudah memahami apa yang Minhyun rasakan, ia berjalan kearah Baekho dan Bora
“Yasudah, kita biarkan dia dulu sebentar saja ho” ujar Aron sambil menepuk bahu
Baekho, mengisyaratkan supaya Baekho membiarkan Minhyun untuk tidak ikut
bersama.
“Tapi ia sudah keterlaluan hyung” Baekho
sedikit mengelak
“Memang, dan aku tau itu. Aku rasa Minhyun
pasti akan tetap datang ke pesta” Aron mencoba meyakinkan Baekho, kedua bahunya
terangkat “ya, walaupun kemungkinannya kecil”
Baekho mengela nafasnya dan segera
pergi kearah luar. Ia menatap kembali pintu kamar Minhyun yang tertutup, diam
dan tetap bergeming dari balik pintu masuk dorm. “Don’t worry, Baekho.
Tonight’s still gonna be okay without Minhyun” Aron masih meyakinkan Baekho.
Tidak lupa pula Aron mengedipkan matanya kearah Bora yang terlihat diam
semenjak awal kedatangannya. Bora yang tersadar akan kedipan Aron, langsung
mengangguk dan tersenyum getir.
Saat didalam mobil Baekho memulai
untuk membuka pembicaraan “Sebenernya apa yang dipikirkan Minhyun sih?”
walaupun tatapannya tetap berusaha berkonsentrasi mengemudikan mobil namun
pikirannya tidak sejalan. Baekho juga menanggap bahwa kelakuan Minhyun sudah
sangat keterlaluan, kalau saja Minhyun memberitahukan alasannya kenapa ia tidak
bisa menghadiuru acara ulang tahun JR secara jelas dan masuk akal mungkin Baekho
akan memakluminya.
“Aron hyung, jawablah” Baekho
mengintip sosok Aron yang duduk di kursi belakang dari pantulan kaca spion
dalam mobil.
“Huh? Aku juga belum tau pasti apa
masalahnya. Tapi aku rasa Minhyun sedang menghindari sesuatu yang akan terjadi
disana” Aron menanggapinya dengan lambat. Ia juga kalut dalam pikiran mengenai Minhyun.
Baekho menopang dagunya di atas gagang stir yang sukses membuat kepalanya ikut
bergerak selama gagang stirnya diputar oleh tangannya. Ke kanan dan ke kiri.
“AH! Ah! Aku tau! Kau juga melihatnya kan
hyung?!” tiba tiba Baekho menyadari sesuatu apa yang ditakuti Minhyun di acara
itu. Aron yang penasaranpun menjulurkan kepalanya ke samping kursi kemudi Baekho,
“melihat apa, ho?”
“Waah oppaaaa! Lihat kedepan!” teriak Bora
memotong pembicaraan mereka berdua.
CKIIITTT
p.s
from me//
Hey, ini FF pertama ku yang di publish
lho~ semoga ini juga jadi FF pertamaku yang “selese” sampe akhir kkk.
don't be a silent reader guys, i do really need your advice>< gomawo
- ini FF yang sama aku posting di fanfiction.net -